- Program 3 Juta Rumah untuk Masyarakat Miskin: Strategi Implementasi di Provinsi Jambi
- Hj Hesti Haris Serahkan Kursi Roda dan Dampingi Terapi Pengobatan Warga Tunas Mudo Muaro Jambi
- Efisiensi Bisnis Naik 30%, Pelaku Usaha Ungkap Peran Galaxy AI & Gemini di Galaxy Z Series
- Perlindungan Anak vs Pendidikan Anak: Urgensi Undang-Undang dan Teori Pendidikan
- BPPRD Kota Jambi Ubah Sampah Jadi Emas, Wujud Nyata Dukung Gerakan Indonesia Bersih
- Optimalkan Sektor Pendapatan Daerah, BPPRD Kota Jambi Bersama Samsat Kembali Lakukan Razia Kendaraan
- Menyiapkan Tuan Di Negeri Sendiri : Suara Hati Samsul Riduan S.T Dari Bumi Sarolangun Untuk Jambi
- OJK Sempurnakan Tata Cara Pembentukan Peraturan, Nomenklatur SEOJK Berubah Menjadi PADK
- HUT ke-26 Muaro Jambi, Puluhan Warga Dapat Kado Bedah Rumah dari Gubernur Al Haris Senilai Rp 1,2 Miliar
- Gubernur Al Haris Apresiasi Pertumbuhan Ekonomi Muaro Jambi Terbaik di Provinsi Jambi
Penelitian: Waduh !!! Susu Kental Manis Bukan Susu, Melainkan Gula

Keterangan Gambar : Penelitian: Waduh !!! Susu Kental Manis Bukan Susu, Melainkan Gula/f-mas
Mediajambi.com – Susu Kental Manis (SKM) bukanlah susu yang mengandung protein hewani tinggi. Dalam SKM itu bukan susu, melainkan kandungan gula sangat tinggi.
Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) menemukan fakta bahwa adanya kesalahan persepsi Ibu-ibu terhadap Susu Kental Manis (SKM). Penelitian yang dilakukan YAICI menunjukkan masih banyak Ibu-ibu yang memberikan SKM kepada anak mereka untuk pengganti susu formula.
"Ada salah persepsi yang kita temukan di Ibu-ibu, bahwa SKM bukan susu, itu adalah gula sebenarnya, kandungan gulanya sangat tinggi dan itu diakui juga oleh banyak pakar," kata Ketua Harian YAICI Arif Hidayat, dalam paparan laporan jangkauan edukasi YAICI 2022 bersama PP Muslimat NU dan PP Aisyiyah di Jakarta, Senin (12/12/2022).
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), kata dia, sudah memberikan label khusus di kemasan Susu Kental Manis. Label tersebut menerangkan bahwa SKM tidak untuk dikonsumsi batita di bawah 12 bulan dan tidak boleh digunakan sebagai pengganti ASI.
- Pemkot Sungai Penuh Terima Penghargaan Kota Peduli HAM0
- Pj Bupati Tebo Hadiri Rakor Mingguan Pengendalian Inflasi di Daerah0
- Stabilkan Harga Sembako Jelang Nataru, Pemkab Tebo Gelar Operasi Pasar0
- Dekranasda Muaro Jambi Adakan Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha Tenun0
- Polisi Tangkap Pelaku Tawuran Dua Geng Motor yang Telan Korban Satu Orang Tewas0
"Jadi jangan kita persepsikan bahwa di SKM itu mengandung protein hewani tinggi. Jangan seperti itu, karna itu salah persepsi, yang ada adalah gula," kata Arif.
Ketua Majelis Kesehatan PP Aisyiyah, Chairunnisa mengatakan, bahwa SKM adalah toping pemanis untuk makanan. Ia menegaskan bahwa SKM tidak berisi protein tinggi apalagi zat-zat yang bergizi.
"Kita sedang mempromosikan, mengedukasi ke masyarakat bahwa susu kental manis yang dulu di kalengin itu bukan susu, itu kental manis, gula isinya. Jadi tidak berisi protein tinggi, tidak berisi zat-zat yang bergizi, itu hanya untuk toping makanan ya, jadi pemahaman itu dulu yang harus diberikan ke Ibu-ibu," ucapnya.
Kendati demikian, perlahan stigma tersebut mulai dihilangkan dari masyarakat. Salah satu contohnya adalah upaya baik yang dilakukan produsen, terkait perubahan nama susu kental manis.
"Alhamdulillah sudah ada perubahan perubahan, dari produsen susu sendiri, sekarang coba itu dilihat di kaleng susu bukan lagi namanya Susu Kental Manis, namanya sekarang Kental Manis. Itu yang pertama," ucapnya.
Kemudian, di beberapa supermarket, SKM kini tidak diletakkan dekat dengan susu formula balita. Melainkan diletakkan dekat rak-rak gula pasir.
Di supermarket, dulu SKM dan sebagainya itu ditempatkannya bareng susu formula anak anak, SGM UHT dan lain-lain. Tapi sekarang, di beberapa supermarket SKM itu diletakkannya bersamaan dengan gula," jelasnya lagi.(**/mas)