- Bupati Safari Subuh di Masjid Al Anwar Sriwijaya Tungkal Ilir
- Wabup Tanjab Barat Ikuti Rakor Infrastruktur Provinsi Jambi tahun 2025
- Kemeriahan Lomba Balap Becak Hias disaksikan Bupati
- Bupati Resmikan Jaringan Irigasi Air Tanah di Desa Parit Bilal
- Like It – Mengajak Peserta Pramuka Untuk Mandiri Secara Finansial – Menuju Indonesia Emas
- PN Jambi Menolak Gugatan Terhadap SDN 45 dan Balai Nikah Kua Pasar
- Zona Merah Hambat Investasi Perumahan di Kota Jambi, 5.500 Bidang Tanah Warga Terdampak
- Walikota Jambi Jadi Pembicara di Forum ASEAN, Paparkan Festival Tumpah Ruah dan Kampung Bahagia
- Danrem 042/Gapu : Sinergi dan Soliditas kunci stabilitas keamanan dan kelancaran pembangunan daerah
- Polda Jambi Launching Gerakan Pangan Murah
OJK Berikan Izin BEI Sebagai Penyelenggara Bursa Karbon

Keterangan Gambar : OJK Berikan Izin BEI Sebagai Penyelenggara Bursa Karbon/dok-mj
Mediajambi.com– Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah
memberikan izin usaha Penyelenggara Bursa Karbon kepada PT Bursa Efek Indonesia
melalui KEP-77/D.04/2023 tanggal 18 September 2023.
Pemberian izin usaha tersebut berlaku sejak tanggal
ditetapkannya Keputusan Anggota Dewan Komisioner dimaksud.
“Pemberian izin usaha
kepada PT Bursa Efek Indonesia sebagai Penyelenggara Bursa Karbon didasarkan
pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 14 Tahun 2023 tentang
Perdagangan Karbon Melalui Bursa Karbon dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
(SEOJK) Nomor 12/SEOJK.04/2023 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Perdagangan
Karbon Melalui Bursa Karbon,” tulis OJK dalam rilisnya dikutip Senin
(18/9/2023).
Di Indonesia, kata Ketua DK OJK Mahendra Siregar, peluncuran
bursa karbon direncanakan tanggal 26 September 2023. Kepastian ini
disampaikannya saat membuka Seminar Nasional Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca
dan Peluang Perdagangan Karbon di Indonesia yang digelar di Kota Jambi, Senin
(18/9/2023) pagi.
Mahendra mengatakan, Indonesia memiliki peran yang sangat
besar dalam upaya dunia mengurangi emisi gas rumah kaca, karena Indonesia
merupakan satu-satunya negara yang hampir 70 persen dari pemenuhan pengurangan
emisi karbonnya berbasis dari sektor alam.
Hal ini berkebalikan dibanding negara-negara lain yang lebih
banyak memiliki pengurangan emisi karbon dari sektor energi.
“Rencana peluncuran
bursa karbon perdana akan dilakukan pada 26 September. Artinya semua proses
yang mendukung keberhasilan dan perdagangan lewat bursa karbon, kita jaga
sampai berhasil dan hasilnya kembali direinvestasikan kepada upaya
keberlanjutan lingkungan hidup kita terutama melalui pengurangan emisi karbon
secara resmi,” kata Mahendra. (*)