- Pemprov Jambi Apresiasi Kehadiran Backstagers Indonesia sebagai Mitra Industri Kreatif
- Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Terjaga di Tengah Meningkatnya Dinamika Global
- Lakukan Safari Subuh Keliling, Gubernur Al Haris Himbau Masyarakat agar Tidak Melalaikan Shalat
- Gubernur Al Haris Upayakan Putus Rantai Produksi CPO Kelapa Sawit
- Gubernur Al Haris Kukuhkan 54 Petugas Haji Provinsi Jambi
- Yuk Kenalan dengan Saham, Reksa Dana, dan Obligasi
- Warga Digemparkan Temukan Mayat Sejoli di Dalam Mobil Terparkir di Tempat Perbelanjaan Trona Ekspres
- Pastikan Seleksi PPPK Berjalan Lancar, Wawako Diza Pantau Langsung dan Apresiasi Peserta
- Dandim Pungky Beri Pembekalan dan Motivasi untuk Satgas Yonif 142/KJ Jelang Tugas di Papua
- Pungli Menggurita di Kota Jambi, Djokas Siburian Anggota DPRD kota Jambi Akan Tempuh Jalur Hukum: Saya Siap Buat Laporan Resmi
Pernyataan PETA Terkait Kematian Lima Harimau di Medan Zoo, Beberapa Diantaranya dalam Kondisi Sakit

Keterangan Gambar : Pernyataan PETA Terkait Kematian Lima Harimau di Medan Zoo, Beberapa Diantaranya dalam Kondisi Sakit Berat
Mediajambi.com – Dalam beberapa bulan belakangan ini ada lima
ekor harimau di Medan Zoo mati. Hal ini diduga bobroknya pengelolaan kebun
bintang terkemuka di Sumatera Utara ini. Hal ini terungkap bedasarkan siaran
Pers yang diterima mediajambi.com, Selasa (20/2/2024).
Berikut adalah pernyataan dari Senior Vice President PETA,
Jason Baker, terkait kematian lima harimau di Medan Zoo:
“Kami merasakan duka mendalam atas kematian kelima harimau
di Medan Zoo yang bobrok, dalam rentang beberapa bulan singkat ini. Seumur
hidupnya dipaksa hidup dalam penjara, para harimau ini menderita dalam kurungan
kandang sempit, pola makan tidak alami, serta kehidupan sosial dan penanganan
veteriner yang tidak memadai. Menyedihkan sekali mengetahui bahwa makhluk
sosial yang cerdas ini tidak diberi akses terhadap segala yang penting bagi
mereka, mulai dari memilih pasangan hingga menjelajah dengan bebas,” ujanya Senior
Vice President PETA, Jason Baker.
Dikatakan di habitat alaminya, harimau bisa menjelajahi
teritori hingga 1,000 km2 di lingkungan yang dinamis dan kompleks secara
spasial, sebuah perbandingan kontras dengan kandang hampa yang mengurung mereka
di Medan Zoo. Keputusan kejam untuk menempatkan mereka di habitat buatan yang
luasnya hanya secuil dari hamparan tempat tinggal alaminya membuat mereka
mengalami stress kronis, kekurangan aktivitas, serta tekanan psikologis,
tercermin dari perilaku stereotipikal yang ditunjukkan banyak harimau dalam
kurungan, seperti mondar-mandir berulang di kandang.
PETA mendorong masyarakat untuk mengingat kembali masa-masa
lockdown pandemi dan mempertimbangkan rasanya jika mereka yang terpenjara
seumur hidup. Dengan menghindari tempat-tempat ini, konsumen dapat mewujudkan masa
depan yang lebih welas asih serta menghentikan eksploitasi harimau dan
hewan-hewan lainnya dalam kekangan, sangkar, kandang, maupun akuarium.
PETA siap menolong Medan Zoo memindahkan delapan harimau
lainnya yang masih tersisa sebelum terlambat, termasuk beberapa yang dilaporkan
dalam kondisi sakit berat. Suaka akan mampu menyediakan perawatan medis yang
amat sangat mereka butuhkan, serta habitat luas yang lebih alamiah di mana
mereka bisa menjelajah dan mengekspresikan perilaku alaminya.(mas)