- Pemprov Jambi Apresiasi Kehadiran Backstagers Indonesia sebagai Mitra Industri Kreatif
- Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Terjaga di Tengah Meningkatnya Dinamika Global
- Lakukan Safari Subuh Keliling, Gubernur Al Haris Himbau Masyarakat agar Tidak Melalaikan Shalat
- Gubernur Al Haris Upayakan Putus Rantai Produksi CPO Kelapa Sawit
- Gubernur Al Haris Kukuhkan 54 Petugas Haji Provinsi Jambi
- Yuk Kenalan dengan Saham, Reksa Dana, dan Obligasi
- Warga Digemparkan Temukan Mayat Sejoli di Dalam Mobil Terparkir di Tempat Perbelanjaan Trona Ekspres
- Pastikan Seleksi PPPK Berjalan Lancar, Wawako Diza Pantau Langsung dan Apresiasi Peserta
- Dandim Pungky Beri Pembekalan dan Motivasi untuk Satgas Yonif 142/KJ Jelang Tugas di Papua
- Pungli Menggurita di Kota Jambi, Djokas Siburian Anggota DPRD kota Jambi Akan Tempuh Jalur Hukum: Saya Siap Buat Laporan Resmi
Turut Merasakan Duka Mendalam, Festival Gong Sitimang Tidak Diselesaikan Hingga Akhir

Keterangan Gambar : Turut Merasakan Duka Mendalam, Festival Gong Sitimang Tidak Diselesaikan Hingga Akhir/f-dok mj
Mediajambi.com - Festival Gong Sitimang resmi diakhiri tidak
sesuai direncanakan awal pada 4 s.d 6 Agustus 2023 di kawasan Danau Sipin,
tepatnya Rest Area atau Lokasi Panjat Tebing, Kota Jambi.
Festival Gong Sitimang memiliki 4 kegiatan besar yaitu:
Bersih-bersih Danau Sipin, Lomba Umbul-umbul, Bazar UMKM dan Pergelaran Teater
secara kolosal. Selain itu, juga terdapat kegiatan lain, yaitu: Lomba mewarnai,
Pembacaan Dongeng, Lomba Masak bertema Ikan, pemutaran film pendek.
Suluk Bambu dan Ruwatan Bumi diagendakan pada malam puncak
Festival Gong Sitimang, tepatnya 6 Agustus 2023 Pukul 19.30 wib di Panggung
Apung Danau Sipin, Kota Jambi. Sementara itu, ada juga rangkaian Ekspedisi
Batanghari yang salah satu tujuannya adalah kota Jambi, karena momen bersamaan
maka tim Ekspedisi Batanghari bersandar di Festival Gong Sitimang pada tanggal
4 Agustus 2023.
"Rangkaian kami berbeda, tim kami berbeda karena momen
bersamaan untuk perjalanan Ekspedisi Batanghari dari Dharmasraya provinsi
Sumatera Barat yang berakhir di Kabupaten Tanjungjabung Barat dan melewati kota
Jambi, maka bersandar di Festival Gong Sitimang. Agenda kami di pagi itu hanya
Gerakan Peduli Danau Sipin, barulah pada sore harinya Pembacaan Dongeng dan
Edukasi tentang penyelamatan diri dari resiko kebakaran diakhiri malam harinya
pemutaran film pendek," Urai Didin Siroz, selaku Direktur Festival Gong
Sitimang (Sabtu, 05/08/2023).
Didin Siroz dalam penjelasannya, tidak mengetahui kronologi
Insiden pengemudi Perahu Ketek karena tidak mengikuti rangkaian Ekspedisi Batanghari.
"Saya tidak mengetahui bahkan
seluruh Tim kerja Festival Gong Sitimang, sebab kami meneruskan persiapan untuk
agenda Pukul 16.00 termasuk pemutaran film pendek, juga pameran dan bazaar UMKM
yang berlangsung sejak pagi," Tutur Didin Siroz.
Terjadinya insiden tersebut, disepakati seluruh tim kerja
sebagai bentuk rasa duka yang mendalam pada keluarga korban maka sejak Jum'at
(04/08/2023) sore telah dihentikan. "Kami merasakan duka yang mendalam,
walaupun dengan rangkaian berbeda. Tetapi rasanya sangat tidak etis dan tidak
berempati kalau festival gong sitimang diteruskan di lokasi Danau Sipin di masa
berkabung. Dan kami juga telah mendapatkan Instruksi agar menghentikan
sementara dari pihak kepolisian, di sore harinya arahan pak Kapolresta agar tidak
ada materi yang menggelegar. Namun kami memang sudah sepakat, langsung membahas
peristiwa dan sepakat menghentikan sebagai bentuk simpati dan empati," ungkap
Didin Siroz (Sabtu, 05/08/2023).
Disamping itu Tim kerja terkait pasca peristiwa, juga telah
dimintai keterangan oleh Unit Tipidter Polresta Jambi. "Kami bersama tim
kerja Festival Gong Sitimang, Tim kerja Ekspedisi Batanghari, Kepala Dinas
pariwisata dan kebudayaan kota Jambi, termasuk saksi yang berada di perahu yang
dikemudikan Almarhum telah dimintai keterangan oleh Unit Tipidter Polresta
Jambi," terang Didin Siroz.
"Saya selaku direktur Festival Gong Sitimang, tidak
menyalahkan siapapun dan ini menjadi pelajaran berharga kedepannya bagi
kami," tambahnya didampingi Tim kerja lainnya.
Hendry Nursal selaku Direktur Artistik dan yang bertanggung
jawab pada pergelaran turut menyampaikan dukanya terhadap korban. "Kami
berduka, kami turut bersedih, kami berdoa yang terbaik untuk almarhum dan
semoga keluarga diberikan ketabahan. Seperti hal dijelaskan Direktur Festival,
kami tidak sedang mencari kesalahan siapapun. Kami berupaya yang terbaik, ingin
berkarya melalui seni dan bentuk kepeduliaan terhadap kemajuan Danau Sipin
khususnya. Maaf pada rekan-rekan media karena kemarin pasca insiden
mengeluarkan statemen apapun, sebab kami ingin memberikan keterangan terlebih
dahulu dengan pihak kepolisian, serta berkomunikasi dengan tuo-tuo tengganai
dan tokoh masyarakat setempat," Kata Hendry.
Dia menjelaskan Festival Gong Sitimang terfokus semua
kegiatan di Darat, hanya di malam puncak yang pergelarannya di panggung Apung.
"Kegiatan kami di Darat, hanya saat pergelaran di panggung apung. Itupun
kami juga telah melakukan koordinasi dengan Basarnas karena pergelaran di
panggung apung,” ucapnya.
Hendry juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah mendukung dan permohonan maaf karena belum menyelesaikan festival
gong sitimang. "Saya bersama tim lainnya dikesempatan ini menyampaikan
permohonan maaf dan terima kasih kepada semua pihak yang turut mendukung festival
gong sitimang seperti Pemerintah Kota Jambi, Dinas Terkait, Polresta Jambi, Sat
Brimob Polda Jambi, Basarnas Jambi, Dinas Damkar dan Penyelamatan Kota Jambi,
M-150, Taman Budaya Jambi, Kopi Ayam Ras, Red Pro, Gerai Betubi, media massa,
warga sekitaran Danau Sipin, lurah Legok, lurah Sungaiputri, dan semua pihak.
Serta permohonan maaf kami pada Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia karena belum menyelesaikan kegiatan," ucap
Hendry.
"Terima kasih kami atas respon positif masyarakat
terhadap festival gong sitimang, kepada para pemilik UMKM, Teater Tonggak,
Teater AiR, Teater RASI, Teater Alief, Teater Lam Alief, Sanggar Seni S,
Sanggar Gong Sitimang, Ukar Dance Project, Simpul Merah Art Movement, Komunitas
Film; Husni Turion, Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Provinsi Jambi,
Komunitas Remaja Masjid di RT Setempat, Duta Bahasa Kota Jambi, Grub Kompangan
Raudhatul Jannah dan komunitas seni budaya lainnya," pungkasnya. (*/)