- Pemprov Jambi Apresiasi Kehadiran Backstagers Indonesia sebagai Mitra Industri Kreatif
- Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Terjaga di Tengah Meningkatnya Dinamika Global
- Lakukan Safari Subuh Keliling, Gubernur Al Haris Himbau Masyarakat agar Tidak Melalaikan Shalat
- Gubernur Al Haris Upayakan Putus Rantai Produksi CPO Kelapa Sawit
- Gubernur Al Haris Kukuhkan 54 Petugas Haji Provinsi Jambi
- Yuk Kenalan dengan Saham, Reksa Dana, dan Obligasi
- Warga Digemparkan Temukan Mayat Sejoli di Dalam Mobil Terparkir di Tempat Perbelanjaan Trona Ekspres
- Pastikan Seleksi PPPK Berjalan Lancar, Wawako Diza Pantau Langsung dan Apresiasi Peserta
- Dandim Pungky Beri Pembekalan dan Motivasi untuk Satgas Yonif 142/KJ Jelang Tugas di Papua
- Pungli Menggurita di Kota Jambi, Djokas Siburian Anggota DPRD kota Jambi Akan Tempuh Jalur Hukum: Saya Siap Buat Laporan Resmi
Efektivitas Eco Enzyme Plus Untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung Ungu (Solanum Melongena L.) Pada Lahan Ultisol

Keterangan Gambar : Efektivitas Eco Enzyme Plus untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil terung pada lahan ultisol, dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental di Teaching and Research Farm Faperta Unja
Mediajambi.com - Terung (Solanum melongena L.) termasuk kedalam jenis sayuran tahunan semusim. Buah terung kaya akan mineral (K, Mn, Fe, dan Ca), mengandung gizi yang cukup tinggi terutama kandungan vitamin A dan Fosfor (1). Terung juga memiliki banyak khasiat medis, yaitu membantu menurunkan kadar kolestrol darah, mengatur tekanan darah tinggi serta cocok untuk diet dan diabetes (2).
Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk
yang semakin tinggi dan diiringi dengan kemajuan sektor industri pariwisata dan
farmasi yang menggunakan buah tanaman terung, maka permintaan terhadap terung
juga terus meningkat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, tercatat konsumsi terung sektor rumah tangga
di Indonesia tahun 2022 mencapai 790,8 ribu ton, mengalami kenaikan 10,1%
dibandingkan tahun sebelumnya hanya 710,9 ribu ton. Produksi dan produktivitas
terung di Indonesia tidak selalu meningkat, bahkan mengalami penurunan yang
cukup signifikan dari tahun 2019-2020 (3). Peningkatan produktivitas di
Provinsi Jambi pada tahun 2021 dan 2022 telah
mampu menyamai tingkat produktivitas di Indonesia. Namun, apabila
dibandingkan dengan potensi produksi
varietas Yuvita F1 yang mencapai
56,44 ton/ha, maka produktivitas Jambi masih jauh di bawah. Melihat
kondisi ini, maka masih mungkin untuk melakukan upaya intensifikasi dalam
rangka untuk meningkatkan produktivitas terong di Provinsi Jambi. . Sehingga
Provinsi Jambi memiliki peluang dalam meningkatkan produktivitas tanaman
terung, misalnya dengan pengolahan lahan, pemupukan dan pengembalian kesuburan
tanah (4).
Produktivitas terung yang rendah di
Provinsi Jambi antara lain disebabkan oleh kesuburan tanah. Sebagian besar
tanah di Provinsi Jambi didominasi oleh jenis tanah ultisol, yaitu mencapai
1.956.162 ha atau 39,93% dari luas lahan yang ada yaitu 4.898.978 ha (5). Tanah
ultisol merupakan tanah yang bersifat masam, miskin kandungan hara makro dan
kandungan bahan organik rendah (6). Sehingga jika dimanfaatkan untuk media
tanam maka harus ada upaya perbaikan
yang bertujuan untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Kesuburan tanah yang rendah pada tanah
ultisol menjadikan tanah ultisol tidak produktif. Peningkatan kebutuhan akan
lahan produktif pada saat ini terus terjadi mengikuti kebutuhan pangan yang
terus meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Melihat kondisi
ini, maka perluasan lahan produktif
melalui tindakan perbaikan khusus untuk mengoptimalkan tanah ultisol yang
tergolong sebagai lahan marjinal sangat dibutuhkan. Perbaikan yang dimaksud
hendaknya tidak menggunakan input buatan dari luar yang dikenal dengan High
Ekternal Input Agriculture (HEIA) karena akan mengancam ekologi dan sosial dari
teknologi revolusi hijau dan bahaya ketergantungan produksi pada sumber daya
energi yang tidak dapat diperbaharui lagi, melainkan yang dapat memberikan
kontribusi pada Low Eksternal Input Sustainable Agriculture (LEISA)(7).
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah tersebut adalah dengan menggunakan pupuk organik Eco Enzyme yang
merupakan bahan hasil fermentasi molase atau gula merah, sisa sayuran atau
buah, dan air dengan perbandingan 1:3;10.
Kadar unsur hara yang dikandung Eco Enzyme cukup rendah, untuk itu
diperlukan adanya pengkayaan menggunakan cangkang telur, air cucian beras dan
bonggol pisang yang disebut Eco Enzyme Plus.
Tujuan penelitian adalah melihat efektivitas Eco Enzyme Plus untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil terung pada lahan ultisol, dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental di Teaching and Research Farm Faperta Unja selama 3 bulan. Rancangan percobaan menggunakan RAK dengan 5 perlakuan, yaitu Eco Enzyme Plus 0%, 3%, 6%, 9% dan 12% dan jumlah ulangan 5. Analisis awal menggunakan Anova dan untuk melihat perbedaan antar perlakuan menggunakan DNMRT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) tanaman terung ungu memberikan respon terhadap pemberian Eco Enzyme plus melalui indikator pertumbuhan tinggi tanaman, diameter batang, jumlah cabang, jumlah buah per tanaman dan bobot buah per tanaman, dan 2) Aplikasi Eco Enzyme plus dengan konsentrasi 9% memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil terung ungu. Dengan demikian terbukti bahwa Eco Enzyme Plus yang merupakan alternatif budidaya ramah lingkungan yang berkelanjutan, baik secara ekonomi maupun ekologi sangat efektif dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman terung ungu. (Ardiyaningsih Puji Lestari, Elly Indraswari, Rainiyati, Nyimas Myrna Elsa Fathia Prodi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Jl Raya Jambi-Ma. Bulian km15 Mendalo Indah) ( Korespondensi: ardiyaningsih_puji@unja.ac.id)
(1) Sahri M dan Rosdiana. 2017. Respon Tanaman Terong (Solanum
melongena L.) Terhadap Interval Pemberian Pupuk Organik Cair Dengan Interval
Waktu yang Berbeda. Prosiding seminar nasional: 155-162
(2) Sulardi, Tharmizi H, Wasito, dan Najla L. 2022. Agribisnis
Budidaya Tanaman Terong Ungu. Dewangga Enerfi Internasional. Medan
(3) Pusat Statistik Provinsi Jambi. 2022. Produksi Tanaman Sayuran.
https://jambi.bps.go.id;internet. (diakses pada 25 oktober 2023)
(4) Candra A, Hudaini H, dan Bejo S. 2022. Respon Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Terung (Solanum melongena L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik
Cair Azolla (Azolla pinata) dan Pupuk P. Jurnal UM Jember Proceeding Series,
1(2):123-137
(5) Badan Perencana Pembangunan Daerah Jambi. 2013. Peraturan Daerah
Provinsi Jambi tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jambi 2013 – 2033. Badan Perencana Pembangunan Daerah
Jambi, Jambi.
(6) Syahputra, E., Fauzi dan Razali. 2015. Karakteristik Sifat Kimia
Sub Grup Tanah Ultisol di Beberapa Wilayah Sumatra Utara. Jurnal
Agroekoteknologi, 4(1): 22-28.
(7) Reijntjes C., B Haverkot dan A. Waters-Bayer. 1999. Pertanian
Masa Depan. Yayasan Kanisius, Yogyakarta